Kamis, 23 Mei 2013


Profil band Queen (freddie & May)



Tentunya anda pernah mendengar lagu "We are the champions" yang menjadi anthem olahraga maupun "We will rock you" yang menjadi anthem rock dunia. Band yang ada di balik lagu tersebut adalah Queen, band terpopuler nomor 2 di Inggris setelah The Beatles.

Band ini didirikan pada 1971 di London dengan beranggotakan Freddie Mercury(Vokal, Piano), Brian May (Gitar, Vokal), John Deacon (Bass, Gitar), and Roger Taylor (Vokal, Drum). Sebelum terbentuk Queen, Brian May dan Roger Taylor telah mendirikan band bernama Smile.

Personel: 
1. Freddie Mercury
FM Signature
 Freddie Mercury  (Farrokh Bulsara/ Frederick Bulsara(Gujarati: ફરોખ બલ્સારા‌); 5 September 1946 – 24 November 1991) lahir di Stone Town, Zanzibar, merupakan warga negara Inggris keturunan Persia (Iran) yang menetap di India (Zoroastrian), maka secara Ras dia adalah orang Asia. Dia dinobatkan menjadi Rockstar Asia pertama di Inggris dan di urutan ke 58 dari 100 Greatest Britons.

Dia merupakan personel paling karismatik dan eksentrik di Queen. Karyanya "Bohemian Rhapsody" masih menjadi misteri hingga saat ini. Dia merupakan lulusan Isleworth Polytechnic jurusan seni, maka dialah yang merancang logo Queen. 


Ia memberikan pengaruh terhadap lagu- lagu queen dengan menulis struktur kord yang aneh dan susah dimainkan, dari rendah menuju tinggi, dari tinggi menuju rendah. Ia meninggal pada 1991 karena AIDS, 1 hari setelah 24 pengakuannya terhadap penyakit yang dideritanya.  ”Setelah banyak spekulasi di media massa, saya ingin mengkonfirmasikan bahwa saya mengidap HIV positif dan AIDS. Saya rasa tindakan yang tepat untuk menyimpan informasi ini hingga sekarang, demi melindungi privasi orang-orang yang berada di sekitar saya,“

2.  Brian May
Brian Harold May lahir 19 Juli 1947, merupakan bassist Queen, beberapa kali merangkap menjadi vocalist.
Dengan suara gitar yang khas dan riff-riff gitar yang catchy sebagai kontribusinya pada Queen, Brian May menjadi salah satu dari sekian musisi yang berbakat dan memberikan pengaruh pada tahun 70-an. Ia adalah anak seorang tukang servis elektronik dan musisi. Ia ternyata ikut mewarisi bakat ayahnya dalam bidang menyolder dan musik. Namun ia sanggup menyeimbangkan ketertarikannya akan teknologi dan musisi dan kemudian melanjutkannya untuk meraih gelar di bidang Fisika. Di saat senggangnya ia menyempatkan diri membuat gitar dibantu oleh ayahnya. Gitar buatannya ini yang kemudian menjadi trade-mark Brian May di setiap penampilannya.

Fakta- fakta Personel Queen


1) Freddie Mercury
- Freddie Mercury sangat terobsesi dengan kucing. Ketika ia wafat, hartanya diwariskan untuk Mary Austin dan kucing- kucingnya.
- Untuk mengenang Freddie, salah satu mawar berwarna kuning dinamai Mercury
- Jangkauan vokal Freddie mencapai 3,5 Oktaf (Michael  Jackson, Beyonce dan Toni Braxton: 3 Oktaf, Mariah Carrey dan Whitney Houston 7 Oktaf)
- Freddie adalah perokok berat
- Freddie tidak ingin merapikan giginya karena takut mempengaruhi suaranya.
- Queen adalah band pertama yang semua personilnya bergelar sarjana
- Rokok Sigaret kesukaannya adalah Silk Cut Mild
- Tim Stafell memberikan tempatnya di Smile kepada Freddie setelah ia hengkang
- Ia benci dipanggil Fred
- Menulis lagu "Crazy Little Thing Called Love" ketika mandi
- Freddie punya kolam ikan dibelakang rumahnya (dengan banyak kucing berkeliaran)
- Ia menangis saat mendengar Koi nya mati saat di Munich
- Freddie senang menekan semua tombol lift, dan panik ketika lift berhenti
- Saat di bandara, isi tas Freddie yang dicek adalah, cat kuku, macara, perhiasan
- Saat Freddie di Jerman, salah satu kucingnya mati dan kembali ke Inggris keesokan harinya untuk menghadari penguburannya.
- Saat sedang Tour, Freddie bisa menelpon kucing- kucingnya selama berjam- jam
- Ia selalu membeli kaos kaki di Marks and Spencer
- Freddie memakai shampoo Johnson and Johnson baby karena kulit kepalanya sensitif
- Solo album Mr. Bad Guy didedikasikan untuk kucingnya
- Di belgia, Bohemian Rhapsody menjadi lagu terbaik selama 6 tahun berturut- turut
- Tidak menyukai cricket (olahraga terkenal di India)
- Pendukung monarki Inggris
- Fotonya saat masih kecil menang kontes fotografi di kampung halamannya pada 1947
- Aktris favorite nya Marlyn Monroe
- Tidak pernah belajar mengemudi
- Sangat tertarik dengan mitologi
- Saat ia meninggal, kucing tertuanya Oscar pergi atas kemauannya sendiri. Mary menjaga Delilah, Goliath dan Mike, dan mencarikan rumah baru untuk Romeo dan Lily

2. Brian May
- Membuat gitarnya sendiri yang bernama the red special
- Ia punya kebiasaan lupa dimana menaruh jaketnya
- Suatu hari saat pengecekan Freddie marah kepada semua personel dan meninggalkan tempat, berkata ia pergi untuk kebaikan. Setelah kira- kira setengah jam tak kembali, membuat roger dan deacky panik, namun Brian mengambil mic dan berkata "Oh, Freddie? Freddie-poo? Freddiekins, where are you?" sesaat setelah hal itu, Freddie kembali dan berkata "Don't call me that!" lalu dibalas May "I knew that would get you back in here."
- Saat pertama kali bertemu Crystal, ia tak sengaja menginjak kakinya dengan sandal, lalu meminta maaf sekitar 20 kali
- Brian sangat overprotective kepada the red special, daripada menaruhnya di bagasi, ia lebih memilih membelikan tempat duduk untuknya di pesawat
- Gitar Brian adalah alat musik termurah di Band
- Ia mematahkan tangannya saat sedang bermain- main dengan skateboard anaknya
- Seorang Vegetarian
- Dia pernah dibawa ke sebuah gang di Hawaii dari orang yang mengira ia penjual narkoba karena rambutnya yang panjang dan pakaiannya yang tidak biasa.

3. Roger Taylor
- Pernah tertembak BBgun saat masih kecil
- Orangtuanya bercerai saat ia remaja
- Takut kepada laba- laba
- Saat shoot video Who Wants To Live Forever ia mabuk
- Anaknya Felixlahir prematur 2 bulan dan beratnya hanya 2 pon
- Ia menghadiri acara pemakaman ayahnya satu hari setelah ulang tahunnya yang ke 41
- Ferrari nya pernah terbakar di Perancis
- Lady Gaga mengubah namanya berdasarkan lagu Radio GaGa

4. John Deacon
- Ia sangat mabuk ketika Queen memainkan stereo dan bertanya siapa band itu
- Pada album pertama Queen, Deacky mendapat credit
- Veronica (Istrinya) adalah seorang katolik yang dkhususkan
- Ia pernah mabuk dan mendapat luka di tangan dengan 19 plaster luka, namun konser tetap berjalan
- Pernah menjadi backing vokal grup bernama Bad News

Kamis, 07 Maret 2013

Berdirinya Koes Plus 1969-2011


Perjalanan Karier
Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

Era Orde Lama

Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di LP Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.belakangan setelah Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada akhir 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.

Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus

Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.

Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.

Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
Kiblat Musik Pop Indonesia

"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"

Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.

Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.

Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.
 Rekor Album

Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.

Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album.
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)

Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).

Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.

Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.

Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia

Berdirinya Koes Plus 1969-2011


Perjalanan Karier
Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

Era Orde Lama

Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di LP Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.belakangan setelah Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada akhir 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.

Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus

Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.

Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.

Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
Kiblat Musik Pop Indonesia

"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"

Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.

Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.

Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.
 Rekor Album

Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.

Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album.
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)

Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).

Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.

Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.

Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia.

Sejarah The Beatles


  The Beatles merupakan grup band musik paling melegenda di dunia yang sudah tidak asing lagi didunia musik.The Beatles adalah salah satu grup musik rock paling awal sekaligus paling berpengaruh di era modern. Beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr, kebanyakan lagu mereka ditulis oleh Lennon dan McCartney. Popularitas mereka sedemikian tingginya di Britania Raya sehingga di tahun 1963 pers menelurkan istilah "Beatlemania". Mereka juga kemudian meraih sukses di Amerika Serikat dan seluruh dunia.

Dibentuk di Liverpool tahun 1959 dengan formasi awal John Lennon (Vokal, Gitar), Paul Mc Cartney (Vokal, Gitar), George Harrison (Vokal, Gitar), Stuart Sutcliffe (Bass) dan Pete Best (Drum). Namun tak lama kemudian Stuart Sutcliffe mengundurkan diri (hijrah ke Jerman dan menikahi Astrid Kircherr dan meninggal disana tahun 1962 akibat pendarahan di otak). Lalu pada tahun 1962 Pete Best hengkang dari The Beatles, dan posisinya digantikan oleh Richard Starkey alias Ringo Starr.

Manager The Beatles, Brian Eipstein, pertama kali mengenal Beatles lewat banyaknya request pembeli piringan hitam di toko musiknya. Pertama kali Brian mencoba menawarkan Beatles kepada Decca Record, label besar perusahaan rekaman kala itu. Audisi bisa didapat, hanya saja manajemen Decca berpendapat bahwa kelompok musik gitar sudah lewat masa tenarnya. Kendati keempat pemuda menjadi patah arang, Brian akhirnya bisa mendapatkan audisi bagi mereka di satu label rekaman, Parlophone, yang sejatinya adalah perusahaan rekaman untuk siaran radio. George Martin, manajer Parlophone, setuju, dan dimulailah perekaman untuk album pertama The Beatles yang bertajuk "Please Please Me". Lagu Please Please Me dan Love Me Do merupakan andalan untuk album tersebut.
The Beatles pada awalnya bernama The Quarrymen di tahun 1957. Quarrymen adalah sebuah band skiffle (band dengan menggunakan alat-alat rumah tangga, yang saat itu sedang tren di Liverpool) yang beranggotakan Lennon dan teman-temannya di Quarry Bank Grammar School. Di tanggal 6 Juli 1957, Quarrymen tampil pada sebuah acara gereja di Gereja St. John, Woolton. Di acara inilah Lennon pertama kali bertemu dengan Paul McCartney, yang saat itu menonton penampilan Quarrymen. McCartney sangat kagum akan penampilan band tersebut, dan lalu menghampiri Quarrymen di belakang panggung, ditemani temannya Ivan Vaughan yang juga teman Lennon.

Tak lama kemudian, McCartney bergabung dengan Quarrymen. Lennon dan McCartney menjadi sangat dekat, dan sering terlihat bersama. Keduanya terlibat dalam rasa 'senasib' karena keduanya kehilangan ibu mereka di masa mudanya. McCartney juga kehilangan ibunya karena kanker, saat usianya 15 tahun. Lennon dan McCartney mulai menulis lagu bersama maupun sendiri-sendiri. Salah satu lagu yang dihasilkan pada masa-masa ini adalah 'Hello Little Girl' yang kemudian menjadi hits oleh The Fourmost di tahun 60an.

Kemudian, McCartney memperkenalkan temannya, George Harrison, yang setahun lebih muda daripadanya kepada Lennon. Harrison yang piawai bermain gitar pun berkeinginan bergabung dengan Quarrymen. Lennon, yang pada awalnya keberatan karena Harrison dinilai terlalu muda, akhirnya pun setuju setelah dibujuk McCartney. Bergabungnya Harrison disusul oleh Stuart Sutcliffe, sahabat Lennon di Sekolah Seni, yang menjadi basis. Sutcliffe sebenarnya tidak dapat bermain bas, namun Lennon bersikeras untuk mengajaknya ikut dengan Quarrymen. Quarrymen pertama kali merekam suara mereka dalam lagu "That'll be the Day", lagu Buddy Holly, dan "In Spite of All The Danger", sebuah instrumental karangan McCartney dan Harrison. Kedua lagu ini, bersama lagu-lagu yang belum dirilis sebelumnya, kemudian dirilis secara resmi di tahun 1994, lewat album The Beatles Anthology.

Quarrymen dalam perjalanannya beberapa kali mengganti nama, dan personel-personelnya datang dan pergi. Band itu kemudian bernama 'The Beatles', nama yang konon ditemukan oleh Lennon. Allan Williams menjadi manajer mereka, dan pada tahun 1960 ia berhasil memperoleh kontrak dengan sebuah klab di Hamburg. Band ini pun kemudian pergi ke Hamburg, beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, Stuart Sutcliffe, dan Pete Best. Best adalah drummer mereka saat itu. Di Hamburg, The Beatles tampil setiap malam di klab malam yang kotor, dan tinggal bagai pengamen di penginapan kecil di dekatnya. Namun kemudian mereka dideportasi dari Hamburg, karena George Harrison masih di bawah umur untuk bekerja di sana.

Sekembalinya ke Liverpool, mereka tampil di Cavern Club. Di klab inilah The Beatles menjadi sangat terkenal di Liverpool, setiap show mereka selalu ramai dan panjang antriannya. Namun tak lama kemudian, di paruh akhir tahun 1961, The Beatles kembali ke Hamburg dan merekam 'My Bonnie' bersama Tony Sheridan. Stuart Sutcliffe memilih untuk tetap di Hamburg bersama pacarnya, Astrid Kircherr, ketika The Beatles akan pulang ke Liverpool. Maka McCartney mengambil alih bass. Beberapa bulan kemudian, Sutcliffe wafat di Hamburg karena gangguan otak.

The Beatles kembali tampil secara rutin di Cavern Club. Di klab ini, pada bulan November 1961, untuk pertama kalinya Brian Epstein menyaksikan penampilan band ini. Epstein adalah pemilik toko musik North End Music Store (NEMS) di Liverpool, yang mengenal The Beatles karena seorang pelanggannya menanyakan rekaman 'My Bonnie' yang direkam band ini bersama Tony Sheridan. Epstein terpesona melihat penampilan The Beatles, dan kemudian menjadi manajer band ini. Epstein menawarkan tape demo The Beatles ke studio-studio rekaman, dan berulang kali ditolak, seperti di Decca Records.

Akhirnya The Beatles diterima di Parlophone Records, label yang ada di bawah pengawasan EMI, dengan produsernya George Martin. Syarat yang diberikan Martin adalah mengganti drummer mereka, Best, yang dianggap kurang kompeten. Best kemudian diganti oleh Ringo Starr (nama aslinya Richard Starkey), drummer asal Liverpool yang sebelumnya bergabung dengan Rory Storm & the Hurricanes. The Beatles meluncurkan singel 'Love Me Do' yang langsung mencapai nomor 17 di tangga lagu Inggris. Singel mereka yang kedua, 'Please Please Me', menjadi singel pertama mereka yang mencapai peringkat teratas di tangga lagu.

Kesuksesan ini terus berlanjut. Nyaris semua singel mereka mencapai peringkat teratas di tangga lagu Inggris, namun 'I Wanna Hold Your Hand' di tahun 1964 adalah singel pertama yang berhasil menembus industri musik Amerika Serikat, sekaligus mengawali apa yang disebut sebagai 'British Invasion'. Sejak saat inilah musik The Beatles tersebar ke seluruh dunia, meraih sukses di mana-mana, terkenal di setiap penjuru. Konser mereka selalu dipadati fans yang sangat fanatik, yang mengejar-ngejar band ini ke mana pun mereka pergi. Teriakan fans membuat The Beatles bahkan tidak dapat mendengarkan suara mereka sendiri di atas panggung.

Di tahun 1966, akhirnya The Beatles memutuskan untuk berhenti mengadakan konser. Selain karena begitu ributnya penonton sehingga musik mereka menjadi tidak terdengar jelas, musik The Beatles juga telah menjadi amat berkembang sehingga tidak dapat dimainkan secara langsung dengan teknologi pertunjukan live di masa itu. Keputusan ini ditanggapi secara luas di dunia, yang menyangsikan kelanjutan band ini. Namun The Beatles menjawabnya dengan album Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band di tahun 1967, yang hingga kini masih diakui banyak kalangan sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa.

Setelah kematian Epstein di tahun 1967, Lennon adalah orang yang tidak senang akan tindakan McCartney yang mengambil alih kepemimpinan band itu. Ia membenci proyek-proyek yang dipimpin McCartney, seperti film Magical Mystery Tour dan Let It Be. Lennon juga menjadi orang yang pertama kali melanggar kesepakatan awal The Beatles, yaitu untuk tidak membawa istri dan pacar pada proses rekaman, dengan membawa Yoko Ono dalam proses pembuatan album White Album di tahun 1968. Lennon juga orang yang pertama menyatakan ingin keluar dari The Beatles.

Setelah band ini bubar di tahun 1970, perseteruan antara Lennon dan McCartney terus berlanjut. Salah satunya adalah Lennon kesal karena McCartney mendahuluinya dalam menyatakan bubarnya The Beatles. Lennon, Harrison dan Starr juga melawan McCartney di pengadilan dalam membubarkan band ini.

Sejarah Volkswagen Beatles

VW Kodok keluaran tahun 1967 dengan bemper dan grill klakson kiri yang hilang.


VW Beetle pindah ke halaman ini, Untuk VW Beetle baru, lihat VW New Beetle
VW Kodok keluaran tahun 1967 dengan bemper dan grill klakson kiri yang hilang.

VW Kodok, atau resminya VW Type 1, adalah sebuah mobil kecil yang diproduksi oleh Volkswagen. Juga dikenal dengan Beetle atau Bug dalam bahasa Inggris, atau Käfer dalam bahasa Jerman, WV Kodok merupakan salah satu mobil yang paling mudah dikenal di dunia, dikarenakan oleh bentuknya yang khas, bunyinya yang unik, dan kehandalannya.

VW Kodok diproduksi mulai tahun 1938 sampai 2003, walau sempat terhenti oleh Perang Dunia II. Pada rentang masa yang panjang ini, lebih dari 21 juta VW Kodok dibuat.

Dalam sebuah polling internasional untuk penghargaan mobil yang paling berpengaruh, VW Kodok menempati peringkat keempat setelah Ford Model T, Mini dan Citroën DS.

Sejarah

Asal mula mobil ini berasal dari zaman Nazi Jerman pada tahun 1930an. Adolf Hitler menginginkan agar kendaraan pribadi dapat tersedia untuk masyarakat umum, dan menugaskan seorang insinyur, Ferdinand Porsche, untuk merancang kendaraan tersebut. Hitler mensyaratkan bahwa kendaraan ini harus mampu mengangkut dua orang dewasa dan tiga anak kecil, pada kecepatan 100 km/jam, dan harganya tidak melebihi harga sepeda motor ditambah harga boncengan samping sepeda motor pada waktu itu.

Perancang mobil yang sebenarnya masih kontroversial, karena walaupun secara resmi Ferdinand Porsche adalah perancangnya, pada 1920-an, Joseph Ganz telah merancang mobil yang mirip. Mobil tersebut lebih kecil dan lebih murah, namun para produsen mobil tidak tertarik, justru dua produsen sepeda motor yang tertarik. Adler memproduksi Maikäfer, dan Standard memproduksi Superior, dan mengkampanyekan dalam iklan sebagai 'Der Deutsche Volkswagen' (mobil rakyat Jerman).

Ketika Nazi mulai berkuasa, mereka menyukai Superior, namun tidak lama kemudian, Joseph Ganz dimasukkan ke penjara. (Ia kemudian kabur ke Swiss). Kemungkinan alasan dipenjaranya Ganz adalah karena Nazi mengetahui bahwa ia adalah seorang Yahudi. Pemerintah Nazi kemudian mendekati Porsche, yang merancang prototipe mobil yang mirip dengan Superior, yang dinamakan Käfer. Menurut Volkswagen, tidak hanya Ganz yang telah merancang mobil dengan desain mirip, dan Käfer sendiri bukan didesain berdasarkan rancangan Ganz.

Perusahaan Volkswagen dapat bertahan setelah Perang Dunia atas usaha seorang tentara Inggris, Mayor Ivan Hirst. Setelah perang, Hirst diperintah untuk mengepalai pabrik yang telah rusak dibombardir Sekutu dan dikuasai Amerika Serikat. Dimulai dengan usahanya membuang bom yang tidak meledak yang tersangkut di antara mesin produksi, ia kemudian berhasil meyakinkan angkatan bersenjata Inggris untuk memesan 20.000 mobil. Pada tahun 1946, pabrik tersebut telah dapat memproduksi 1.000 mobil per bulan.

Produksi VW Kodok "Type 1" berkembang pesat dari tahun ke tahun, dan pada 1954 mencapai 1 juta mobil. Pada 1973, produksi telah mencapai 16 juta, dan popularitas mobil telah menyebar ke berbagai penjuru dunia. Mobil ini memiliki nama julukan yang berbeda-beda pada setiap negara, namanya biasanya berupa istilah yang mencoba menggambarkan bentuknya yang unik: Käfer di Jerman; Sedan, lalu Fusca di Brasil; Coccinelle di Perancis; Σκαθάρι (Scathari yang berarti kumbang) atau Σκαραβαίος (Scaraveos yang berarti kumbang jenis Scarabaeidae) di Yunani; Maggiolino di Italia; Sedán atau Vocho di Meksiko; Kever di Belanda; kotseng kuba (yang berarti 'mobil punggung bongkok')/"pagong" (kura-kura) di Filipina; Garbus (yang berarti 'Bongkok') in Polandia; Brouk di Republik Ceko; Carocha di Portugal; Escarabajo di Spanyol dan Amerika Latin; Hipushit di Israel; Косτенурка (Kostenurka) di Bulgaria (yang berarti kura-kura); عقروقة (Ag-ru-ga) in Iraq; Boble (gelembung) di Norwegia; Buba di Kroasia; Bug di Amerika Serikat, dan tentunya Kodok di Indonesia.

Beberapa Indikasi dan Penyebab Bubarnya The Beatles

  • Meninggalnya Brian Epstein, sang manajer, membuat keempat personel The Beatles kehilangan kendali.
  • Kekosongan manajer membuat masing-masing personel The Beatles tersebut ingin menjadi leader, terutama antara Paul dan Lennon.
  • Kedekatan Yoko Ono sebagai gadis Jepang dengan Jhon Lennon tidak begitu disukai oleh personel The Beatles, khususnya di mata Paul.
  • Yoko Ono sering nimbrung di dapur rekaman pada beberapa pembuatan album The Beatles khususnya pada album The White Album, hal ini tentu saja sangat menbuat Paul berang.
  • Jhon Lennon dan Paul diketahui sebagai personel The Beatles yang paling awal membuat solo karier. Itulah yang membuat intensitas mereka di The Beatles pudar.
  • Semua personel The Beatles sudah muak dengan model musik pop terutama yang dialami Jhon Lennon sendiri.
  • Semua personel The Beatles sudah terlampau kaya jadi tidak ada yang perlu dikejar, dijaga atau dipertahankan, toh masing-masing personel bisa hidup dengan royaliti yang dibagi bersama.
  • Keinginan Paul untuk mendikte The Beatles ditunjukan dengan mengajukan Lee Eastman, seorang pengacara musik sekaligus ayah mertua Paul sebagai manajer.
  • Keinginan Paul tersebut tentu saja membuat tiga personel The Beatles Lainnya berang dan memutuskan untuk menunjuk Allen Klein (manajer The Rolling Stones) sebagai manajer, dengan mengeluarkan surat keputusan. Surat keluaran tahun 1969 itu menerangkan bahwa Lee Eastman tak berwenang mewakili ke pentingan The Beatles dalam hal apapun.
  • Usulan tiga personel The Beatles dengan menunjuk Allen sebagai manajer sangat memerahkan muka Paul.
  • Allen Klein memasukan Phil Spector untuk memproduksi dan men-dubbing Get Back. Hal tersebut diingini Paul.
  • Paul dinasihati oleh tiga personel The Beatles lainnya agar menunda rilis album solo miliknya yang bejudul ''Mccartney'' untuk konsentrasi pada proyek The Beatles yang sedang merampungkan album Let It Be.
  • Paul tak tahan dan akhirnya keluar dari The Beatles.
  • Paul juga memaksa Allen Klein untuk membubarkan The Beatles.
  • Intruksi Paul tersebut membuat berang tiga personel The Beatles lainnya.
  • Perselisihan Paul dengan George. Apa yang dianggap oleh George mengenai petikan melodinya penting, oleh Paul malah sebaliknya. Adapun hal-hal yang dianggap Paul penting, oleh George dianggap sebaliknya pula.
  • Lennon pernah mencibir bahwa Paul banyak belajar menulis lirik dan lagu pada dirinya.

Adolf Hitler Masuk Islam dan Mati di Indonesia?

Dari sekian banyak informasi yang ada tentang kematian Hitler, tidak ada satupun yang dapat menyebutkan secara pasti apa penyebab kematian sang diktator Nazi ini.


Bagaimanakah sebenarnya akhir dari petualangan Hitler itu? Benarkah Hitler bersama istrinya Eva Braun bunuh diri setelah minum racun sianida?
Lantas bagaimanakah hasil otopsi pihak Amerika ketika tengkorak Hitler dipamerkan pada tahun 2000 lalu, yang ternyata adalah tengkorak wanita? Dimanakah sebenarnya keberadaan Hitler setelah jatuhnya Berlin di tangan sekutu?
Beberapa Versi Tentang Kematiannya
Versi yang paling populer menyebutkan bahwa Hitler tewas bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945, saat Jerman diduduki oleh Uni Soviet.
Meski sejumlah ahli sejarah ragu Hitler menembak dirinya, dan menduga hal itu hanyalah propaganda Nazi untuk menjadikan Hitler sebagai pahlawan.
Namun, lubang pada potongan tengkorak itu tampak menguatkan argumen tersebut ketika tengkorak itu dipamerkan di Moskow tahun 2000. Bagaimana dan kapan Hitler meninggal sekarang ini masih diselimuti misteri.
Dapat dijumpai penjelasan tentang penyebab dan kapan Hitler mati dari beberapa versi. Ada kematian versi Jerman, versi Rusia, dan versi para peneliti atau ilmuwan.
Versi Jerman, seperti yang diceritakan oleh Flegel, salah satu perawat Hitler dan petinggi Nazi lainnya saat di dalam bunker.
Versi Rusia, yang dinyatakan oleh seorang pejabat tinggi dinas rahasia Rusia, KGB, yang mengklaim, bahwa Adolf Hitler mengakhiri hidupnya tidak dengan menembak dirinya sendiri, tetapi dengan meminum racun sianida.
Seperti yang dinyatakan oleh Letnan Jenderal Vasily Khristoforov, staf arsip untuk dinas keamanan FSB Rusia, “Paramedia militer Uni Soviet kala itu telah memastikan bahwa Hitler dan Eva Braun tewas setelah minim racun sianida pada 30 April 1945.”
Versi para ilmuwan, terakhir adalah menurut pendapat umum dalam hal ini diwakili oleh para ilmuwan. Sudah lama sebenarnya para ilmuwan dan ahli sejarah menyatakan bahwa potongan tengkorak yang telah diambil dari luar bunker Hitler oleh tentara Rusia dan selama ini disimpan intelijen Soviet itu akan menjadi bukti yang meyakinkan bahwa menembak dirinya hingga tewas setelah minum pil sianida pada 30 April 1945.
Akhirnya dilakukan analisis DNA terhadap potongan tengkorak itu oleh peneliti Amerika, dan mereka menyatakan, “kami tahu tengkorak itu berhubungan dengan seorang perempuan berusia antara 20 dan 40 tahun,” kata ahli arkelogi Nick Bellantoni dari Universitas Connecticut, AS, dikutip dari Dailymail.
Tulang itu kelihatan sangat tipis, tulang tengkorak laki-laki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana lempengan tengkorak itu menyatu tampak berhubungan dengan seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun. Hitler pada April 1945 berusia 56 tahun.
Dengan adanya hasil tes DNA tersebut, berarti sejarah kematian Hitler menjadi sebuah misteri kembali, dan para ahli teori konspirasi harus memikirkan kembali kemungkinan-kemungkinan lain tentang kematian Hitler, seperti mungkin saja Hitler tidak mati dalam bunker.
Sekilas Tentang Adolf Hitler
Mengenai masa kecil, masa remaja, sampai dengan ketika menjadi seorang diktator, Hitler kecil adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan mengenggap perilakunya yang “antisosial” sebagai sebuah kutukan.
Ayahnya seorang yang keras dalam mendidik anak, sedang ibunya (Klara) sangat baik kepadanya. Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dari ayahnya inilah yang memberikan andil besar dalam pembentukan mental dan kejiwaan Hitler saat dewasa.
Ketika hidupnya sulit, Perang Dunia 1 pun pecah. Tanpa ragu-ragu Hitler mendaftar menjadi tentara dengan pangkat Kopral, bertugas di medan perang di barisan paling depan. Kecewa dengan kekalahan Jerman di Perang Dunia 1, dan melihat negara dan rakyatnya yang sengsara dan kelaparan, Hitler pun masuk menjadi Anggota Partai Buruh yang kemudian menjadi NSDAP (National Socialistische Deutsche Arbeiter Partei).

Surat Izin Masuk dr Poch
Tahun 1920, Hitler menjadi Kepala Bagian Propaganda, disinilah terlihat bakat Hitler di bidang pidato dan agitasi.
Satu tahun kemudian, 1921, akhirnya Hitler menjadi ketua partai.
Akhirnya pada tahun 1962 Hitler mendapatkan wewenang mutlak dari partainya.
Dan Hitler adalah seorang orator ulung ”singa podium”, ahli pidato yang bisa menghipnotis massa pendengarnya.
Hitler adalah politikus handal dan berhasil membangun pencitraan yang sukses melalui propaganda. Ia berhasil membangun opini menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang sukses melalui propaganda.
Ia berhasil membangun opini menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang ditakuti. Ia juga berhasil membangun opini sebagai fuhrer atau pemimpin yang dapat dipercaya rakyatnya, membawa bangsanya ke puncak kejayaan.

Bukti-Bukti Hitler di Indonesia
Bagaimana caranya Hitler sampai ke Indonesia? bisa menjadi WNI? Bagaimana dia bekerja menjadi seorang dokter di Rumah Sakit Umum Sumbawa Besar? dan sampai dengan pertemuan Hitler dengan seorang wanita sunda yang akhirnya menjadi istrinya?
Juga tentang kesaksian dr Sosro Husodo saat bertemu dengan Hitler ketika di Sumbawa Besar. Dan semuanya dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung serta foto-foto yang akurat.

Hitler yang terkenal sangat bengis di abad ke 20, ternyata bersembunyi di Indonesia sejak tahun 1954 sampai dengan tahun 1970, yang kemudian tercium oleh Sekutu (AS, Uni Sovyet, Inggris dan Prancis) yang selanjutnya diusut oleh Pemerintah Israel yang terus-menerus mengejar para tokoh Nazi.
Pada tahun 1954 Adolf Hitler masuk ke Indonesia dengan menggunakan nama palsu, dr Poch.
Pada awalnya dr Poch tinggal di Dompu lalu pindah ke Bima, selanjutnya pindah ke Kabupaten Sumbawa Besar, kemudian bekerja menjadi dokter di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumbawa Besar.
Seluruh penduduk pulau Sumbawa kenal dengan dokter ini, yang di panggil dengan julukan “dokter Jerman”.
Salah satu peninggalan Adolf Hitler meninggal pada tanggal 15 Januari 1970 di Surabaya, yaitu buku catatan kecil berwarna cokelat ukuran 9×16 cm dengan tebal 44 cm.
Di dalam buku itu tertulis puluhan address book teman-teman dan kolega Hitler yang sama, seperti yang ada di sejarah Eropa. Begitu pula tulisan tangan yang dibuatnya dibuku-buku tersebut sangat identik dan mirip dengan tulisan tangan Hitler.
Buku ini mempunyai arti yang sangat besar, karena merupakan salah satu bukti otentik yang menyatakan bahwa “dr Poch” adalah dewa-Nazi, Adolf Hitler.

Surat Izin Mengemudi dr Poch saat tinggal di Sumbawa Besar
Kemudian Hitler bertemu dengan seorang gadis bernama Sulaesih yang sedang menggembara ke Sumbawa Besar, yang akhirnya dilamar oleh Hitler.
Tidak lama setelah dr Poch melamar Sulaesih, beliau memeluk agama Islam pada tahun 1964, yang disaksikan oleh Ketua Kantor Agama di Sumbawa, (tapi sayang Sulaesih lupa namanya) dan mengganti namanya menjadi Abdul Kohar. Pada tahun 1965 Hitler pun menikahinya.
Aries Zulkarnaen, salah satu saksi keberadaan dr Poch pada tahun 2010 lalu mengatakan dokter itu punya dua kepribadian yang bertolak belakang, pemarah namun sering bercanda dengan warga.
“Dia pemarah, banyak memberi resep dengan mulut [menyebutkan nama obat], tapi kalau ada yang tanya lagi, dia bilang, kan sudah saya bilang,” kata Aries.
Poch juga akan marah jika pasiennya menyebut penyakit yang mereka derita. “Apa kamu dokter?,” kata Aries, menirukan gertakan yang sering diucapkan Poch.

Adolf Hitler (kanan) saat berusia 75 thn di Sumbawa Besar
Ditambahkan Aries, Poch yang dia kenal juga humoris. “Nggak takut guyon dengan masyarakat,” kata dia.
Yang paling menonjol dari Poch, ungkap Aries, adalah caranya menyetir mobil Jeep kap terbukanya.
“Jalan-jalan di Sumbawa dulu belum bagus, tapi dia menyetir dengan satu jari. Luar biasa,” kata Aries.  “Itu tanda-tanda dia mantan tentara,” tambah Aries.

Adolf Hitler saat berusia 78 thn, dengan postur tubuhnya yang agak bongkok
Meski tak pernah menyangka bahwa Poch adalah Hitler, Aries mengaku masyarakat memperkirakan dia mantan tentara Nazi.
“Dia sangat enerjik, kelihatan sekali tentaranya. Warga saat itu sudah mengira dia mantan tentara NAZI,” jelas dia.
Sebelumnya, di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 terdapat sebuah artikel tentang Hitler. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar.
Dr Sosrohusodo menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Orang itu diduga Hitler.
Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal. Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.

Foto saat Dr Poch menikah dengan Sulaesih
Kemudian tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.
Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya, yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.
Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.

Kutipan Surat Perkawinan Campuran dr Poch dan Sulaesih dari Catatan Sipil
Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, “ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali.”
Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter.
Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya ‘Dolf’, yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.
Hitler Mati di Indonesia
Pengakuan Hitler kepada istrinya yang berasal dari Indonesia, Sulaesih, bahwa dia adalah memang Hitler yang sebenarnya, Der Fuhrer. Apa saja kegiatan Hitler sebelum dia meninggal?.
Terdapat pernyataan Stanlin, bahwa yang tewas di dalam bunker di Jerman bukanlah Hitler asli. Dan dibagian akhir ini menceritakan bagaimana akhirnya sang diktator itu meninggal di Indonesia.
Selama ini kematian Hitler memang sangat misterius, karena tidak ada saksi yang dapat menunjukkan dimana mayat Hitler ataupun mayat Eva Braun, istri terakhirnya pada saat di Eropa.

Di Konferensi Postdam tahun 1945, Stanlin menyatakan bahwa mayat Hitler dan Eva Braun tidak ditemukan. Stanlin menduga, dewa Nazi ini lolos dan melarikan diri ke Spanyol atau Amerika Latin.
Dan tak berapa lama ada kabar yang mengatakan Hitler kabur menggunakan kapal selam ke sebuah pulau. Tapi tidak ada yang tahu pulau apa dan dimana.
Dunia internasional sama sekali tidak menyadarinya bahwa seorang pemimpin Nazi yangn sangat kejam itu bersembunyi dengan aman di Sumbawa Besar, sampai meninggal di Surabaya dan dimakamkan di pemakaman umum muslim di Ngagel.
Penutup
Kematian Diktator Jerman, Adolf Hitler yang diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker, pada tanggal 30 April 1945 di Berlin, tetap masih dipertanyakan dan menjadi misteri.


Siapa yang menyaksikan peristiwa di bunker saat Hitler bunuh diri? Tidak ada, sumber cerita tersebut hanya dari mulut ke mulut. Dan pada saat itu, walaupun tidak ada saksi dan bukti yang jelas, pihak sekutu tetap mengumumkan secara resmi bahwa Hitler dan istri, Eva Braun telah meninggal.
Bukan tidak mungkin Hitler mati di Indonesia. Karena Indonesia dianggap tempat yang aman, bagi Hitler. Silahkan siapa pun untuk menemukan jawaban yang sesungguhnya.

Sejarah The Tielman Brothers

     The Tielman Brothers adalah sebuah grup musik asal Indonesia. Musik mereka beraliran rock and roll, namun orang-orang di Belanda biasa menyebut musik mereka Indorock, sebuah perpaduan antara musik Indonesia dan Barat, dan memiliki akar di Keroncong. The Tielman Brothers adalah yang band Belanda-Indonesia pertama yang berhasil masuk internasional pada 1950-an. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di Belanda. Band ini cukup terkenal di Eropa, jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones.

    The Tielman Brothers dimulai ketika di Surabaya empat bersaudara,keturunan maluku. Tielman kecil sering memainkan lagu-lagu daerah pada tahun 1945. Mereka tampil saat sang Ayah yang berprofesi sebagai komandan tentara KNIL sering mengajak rekan-rekannya berpesta di rumah. Tak disangka ternyata penampilan kakak beradik ini sangat memukau penonton yang hadir dalam pesta itu. Karena yang hadir dalam pesta itu notabenenya adalah pejabat-pejabat maka The Tielman Brother tidak kesulitan untuk tampil di berbagai pagelaran musik. Mereka pernah tampil di Timor-timur bahkan mereka pernah tampil di hadapan presiden Soekarno di Jakarta pada bulan Desember 1949. Saat itu mereka masih membawakan lagu-lagu dari Les Paul, Elvis Presley, Little Richard, Bill Haley, Fats Domino, Chuck Berry and Gene Vincent. Dan mulai saat itu mereka berkonsentrasi untuk memainkan rock n roll yang lebih garang.

    Tahun 1957 mereka mendapat kesempatan untuk tour di Belanda, akhirnya The Tielman Brothers memutuskan untuk hijrah ke Belanda mengingat masa depannya akan lebih baik jika berada di negeri kincir angin itu. Penampilan pertama mereka adalah di Hotel De Schuur di Breda, dengan membawakan versi lain dari lagu Bye Bye Love nya The Everly Brothers. Setelah penampilan yang heboh di Belanda, The Tielman Brothers semakin dikenal di seluruh Belanda bahkan mereka sering diundang tampil di Belgia dan Jerman. Pada awal tahun 1960 The Tielman Brothers merilis 4 lagu ciptaan mereka sendiri, lagu itu antara lain My Maria, You’re Still The One, Black Eyes, dan Rock Little Baby. Lagu ciptaan mereka ternyata banyak disukai oleh orang-orang Belanda. Orang-orang Belanda sering menyebut aliran musik The Tielman Brothers sebagai aliran Indorock. Orang Belanda menyebut Indorock karena kebanyakan band-band tersebut beranggotakan orang-orang Indonesia. Selain The Tielman Brothers ada juga Band Electric Johnny & his Skyrockets , The Crazy Strangers, The Crazy Rockers dan The Black Dynamites(Los Indonesios). Sayang nampaknya di Indonesia sendiri eksistensi mereka kurang dikenal, orang Indonesia lebih menyukai The Beatles, Jimmy Hendrik, dan Rolling Stones. Padahal sebelum The Beatles terkenal Paul Mc Cartney pernah menonton band-band Indorock dan dia sangat terinspirasi akan musik-musik band indorock. Lalu teknik permainan gitar sang dewa gitar Jimmy Hendrik sebenarnya sudah dimainkan secara apik oleh The Tielman Brothers. Jadi berbanggalah Indonesia pernah memiliki The Tielman Brothers.. THE TIELMAN BROTHERS.

Kematian John Lennon

13233350431618561360
Mark David Chapman

Kematian John Lennon



Mark David Chapman adalah warga Hawaii, Amerika Serikat, yang sangat menggemari grup musik rock ‘n roll, The Beatles. Dia kemudian belajar main gitar dan bercita-cita untuk menjadi musisi. Namun, hidupnya berubah ketika dia menjadi penganut Kristen fundamentalis.
Dari penggemar The Beatles, Chapman berbalik menjadi pembencinya. Dia beranggapan The Beatles memberikan pengaruh buruk bagi masyarakat dunia, terutama anak muda. Terkhusus John Lennon, Chapman menganggap pemikirannya sangat berbahaya bagi agama dan negara, seperti yang dituliskan Lennon dalam lagu Imagine.
Chapman kemudian mencetuskan niat gila: membunuh John Lennon. Lirik lagu Imagine dirubahnya, “Imagine John Lennon Dead,” rubah Chapman.
Langkah awal, Chapman terbang dari Hawaii menuju New York pada Sabtu, 6 Desember 1980. Dia kemudian menginap di tempat penginapan murah YMCA, sekira sembilan blok dari apartemen The Dakota, tempat Lennon tinggal bersama istrinya, Yoko Ono, dan anaknya, Sean Lennon.
Chapman memulai aksinya dengan sering modar-mandir di depan apartemen Lennon menggunakan taksi. Dia bahkan membual kepada Mark Snyder, supir taksi yang membawanya bahwa dia adalah seorang teknisi suara yang menangani album rekaman John Lennon.
Minggu, 7 Desember 1980, Chapman kembali mondar-mandir di depan apartemen Lennon. Dia bahkan berpindah tempat inap ke hotel Sheraton Centre yang jaraknya lebih dekat.
Senin sore, 8 Desember 1980, hari ketiga Chapman modar-mandir di depan apartemen Lennon. Kali ini, dia tidak sendiri, dia bersama seorang fotografer amatir, Paul Goresh, yang juga penggemar Lennon. “Saya sudah tiga hari keluyuran disini dan berharap dapat menjumpai Lennon dan meminta tandatangannya,” kata Chapman kepada Goresh.
Sekira pukul 17.00, Lennon dan Yoko keluar dari apartemennya untuk pergi rekaman di studio Record Plant. Chapman mendekati Lennon sambil menyodorkan album baru Lennon, Double Fantasy. Lennon menerimanya dan mencoretkan tandatangannya di atas sampul album itu. Goresh mengabadikan moment itu.
13233350992070860035
John Lennon & Mark David Chapman (foto: Paul Goresh)
Chapman sangat gembira. “John Lennon menandatangani album saya. Tak seorang pun di Hawaii yang akan percaya kepada saya,” kata Chapman.
Selepas Lennon dan Yoko pergi, Chapman dan Goresh masih berdiri di tempatnya. Lalu Goresh kemudian memutuskan untuk pulang. Chapman berusaha menahannya dan berkata, “John Lennon akan segera kembali, kau bisa meminta tanda tangannya.” Goresh menjawab bahwa dia akan minta tanda tangan Lennon di lain hari.
“Akan saya tunggu. Kau takkan tahu kapan kau bisa menjumpainya lagi,” kata Chapman.
Lennon dan Yoko melakukan rekaman untuk single baru berjudul Walkin on Thin Ice yang akan dirilis awal tahun baru 1981. SIngle itu dinyanyikan oleh Yoko; Lennon hanya mengiringinya dengan gitar. Keduanya juga melakukan wawancara dengan RKO radio hingga pukul 22.30.
Selepas rekaman dan wawancara, Lennon dan Yoko berencana untuk makan malam, namun tidak jadi karena Lennon ingin sekali melihat anaknya Sean sebelum tidur. “Jangan! Kita pulang saja, soalnya saya mau melihat Sean sebelum tidur,” kata Lennon. Keduanya kemudian pulang.
Mobil limousine sewaan mereka kembali ke apartemen pada pukul 22.50. Limousine menepi di pinggir jalan. Yoko keluar dari mobil diiringi Lennon. Saat keduanya berjalan dan mendekati pintu gerbang apartemen yang dijaga oleh seorang penjaga, Chapman yang telah lama menunggu memanggil Lennon dengan sopan, “Mr. Lennon!” Lennon berbalik dan Chapman pun melaksanakan niatnya.
Ketika Lennon berbalik ke arahnya, Chapman mengarahkan pistol dengan kedua tangannya ke arah Lennon dan menembaknya lima kali dari jarak dekat. Empat peluru bersarang di pundak Lennon, satu meleset. Lennon sempoyongan dan sempat berjalan enam langkah sambil berteriak, “Saya tertembak!” sebelum dia terjatuh. Tubuh Lennon tergeletak berlumur darah.
1323335383591222822
John Lennon, Sean Lennon, dan Yoko Ono
Yoko histeris dan menyandarkan kepala Lennon di tangannya. Chapman membuang senjatanya ke tanah yang kemudian ditendang jauh oleh penjaga pintu. “Apakah kau menyadari apa yang kau lakukan?” Tanya penjaga pintu kepada Chapman. “Saya baru saja menembak John Lennon,” jawab Chapman, tenang tapi kebingungan.
Lama kemudian, polisi datang atas panggilan penjaga pintu. Chapman menunggu dengan tenang sambil membaca novel klasik karangan J. D. Silinger, The Catcther in The Rye. Dua orang polisi menggeledah dan memborgol Chapman; dua polisi lainnya memeriksa tubuh Lennon. “Tubuhnya bermandikan darah, semuanya merah. Orang ini sedang sekarat, lekas angkat!” Seru seorang polisi.
Lennon yang setengah sadar lalu diangkat ke jok belakang mobil patroli polisi milik James Moran. “Tahukah siapa Anda?” Tanya Moran hendak menguji kesadaran Lennon. Lennon mengerang sambil menganggukkan kepalanya. Ketika Moran melarikan Lennon ke Roosevelt Hospital yang berjarak 15 blok dari lokasi kejadian, Palma membuntutinya bersama Yoko.
Meskipun Lennon tiba di rumah sakit tanpa detak jantung, tim dokter tetap berusaha menyelamatkan nyawanya menggunakan berbagai prosedur medis. Transfusi darah dan pemijatan jantung diusahakan untuk menyelamatkan jiwanya. Namun semua itu terlambat. Lennon diumumkan meninggal dunia.
Disaat John Lennon dinyatakan telah meninggal dunia di Roosevelt Hospital, Chapman langsung ditangkap oleh petugas dan dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi. Anehnya, saat disuruh menuliskan namanya, Chapman menuliskan John Lennon sebagai namanya. Dia bahkan mengaku membunuh Lennon karena mendapatkan wahyu.
Atas tindakannya, Chapman dihukumi 25 tahun penjara. Sementara Yoko harus berjuang hidup bersama Sean tanpa Lennon. Hingga kini, Yoko tidak pernah memaafkan tindakan Chapman.

10 Gitaris Paling Hebat dan Legendaris

Di dunia ini terdapat banyak sekali gitaris hebat dan telah menjadi legenda. Berikut ini 10 Gitaris Hebat dan Legendaris

10. "Lucille" BB King
Pada satu malam di tahun 50-an, BB King sedang bermain di Twist, Arkansas. Di masa ini, kebiasaan yang umum adalah menyalakan satu tong minyak tanah untuk menghangatkan gedung. Sayangnya di malam itu pertengkaran pecah di antara beberapa penduduk lokal dan tong minyak tanah tadi tumpah dan membuat kebakaran besar.


Sesampai di tempat aman, BB baru sadar bahwa gitarnya tertinggal di ruangan tadi. Ia nekat, lari dan mengambil gitarnya sebelum atap bangunan runtuh. Kemudian baru diketahui bahwa pertengkaran terjadi gara-gara perebutan seorang wanita yang bernama "Lucille". Dan semenjak saat itu, gitar BB King ini dinamai Lucy, untuk mengingatkan BB agar tidak pernah bertengkar untuk berebut wanita.

9. "Micawber" Keith Richards
Nama ini diambil dari salah satu karakter dalam buku Charles Dickens. Micawber sudah menjadi gitar utama Keith. Ketika ditanya arti di balik nama aneh ini, Keith selalu menjawab "Tidak ada alasan kenapa namanya Micawber, cuman gara-gara namanya aneh aja. Jadi ketika aku berteriak 'Micawber' orang pasti langsung tahu apa yang aku maksud."

Fender Telecaster 1952 ini selalu disetem dalam nada G, sehingga akan selalu siap menyanyikan "Before They Make Me Run,” "Brown Sugar,” dan "Honky Tonk Women.”

8. "Lucy" George Harrison
Diambil dari nama Lucille Ball, salah seorang komedian terhormat, gitar Les Paul 57 ini dihadiahkan oleh Eric Clapton kepada George Harrison pada 1968. Clapton memainkan gitar ini pada saat rekaman "While My Giutar Gently Weeps."

Pada tahun 70-an, gitar ini dicuri dari rumah George dan berakhir di tangan seorang pemain musik dari Meksiko yang membeli gitar ini dari salah satu toko musik di California sebelum kembali ke Meksiko. Akhirnya George berhasil mendapatkan kembali gitar kesayangannya dengan menukarkan gitar Les Paul 58 dan gitar bass, dan gitar ini tetap berada di tangannya sampai kematiannya pada 2001.

7. "Lenny" Stevie Ray Vaughan
Pada 1980, Stevie Ray Vaughan menemukan gitar Fender Stratocaster 1965 ini di pegadaian di Austin, Texas, dan segera jatuh cinta dengan instrumen kuno ini. Sayangnya, pada waktu itu Stevie tidak memiliki uang $350, sesuai harga yang diinginkan. Akhirnya, Lenora, istri Stevie membantu dengan mengumpulkan $50 dari tujuh teman terdekat mereka dan akhirnya membeli gitar tersebut sebagai hadiah ulang tahun Stevie. Begitu terpesonanya Stevie sampai akhirnya ia tidak tidur semalaman dan menulis lagu, dan ketika Lenora "Lenny" terbangun, Stevie memainkan lagu "Lenny" pada gitar tersebut untuk istri tercintanya.

6. "Trigger" Willie Nelson
Pada 1969, Willie Nelson mengirimkan gitarnya untuk diperbaiki di Nashville. Pemilik bengkel gitar mengatakan bahwa ia tidak bisa memperbaiki gitar Willie, dan akhirnya menawarkan gitar Martin untuk Willie. Willie membeli Martin N-20 ini seharga $750 melalui telepon, dan tanpa pernah melihat gitar ini. Setelah dikirim, Willie jatuh cinta dan menamai gitar tersebut "Trigger", nama kuda tercinta Roy Rogder.

Willie sering sekali memainkan musik dengan Trigger sampai akhirnya berlubang. Tapi suara unik yang diciptakan malah membuat Willie semakin jatuh cinta dan akhirnya ia membiarkan tadi tanpa diperbaiki dan terus dipakai untuk bermain.

5. "Old Black" Neil Young
Gibson Les Paul 1953 milik Neil Young ini didapatnya pada tahun 1969 dari Jim Messina, seorang musisi. Old Black, nama ini didapat dari gitar yang dicat hitam. AWalnya gitar ini berwarna emas, dan kemudian dicat hitam dan akhirnya membuat teknisi gitar Neil, Larry Cragg sakit kepala. Gitar ini seringkali harus distem ulang, sampai solusi untuk mengganti fingerboard agar lebih mantap juga ditolak. Tapi dari ke khas-an inilah, Old Black mampu menciptakan suara yang sampai sekarang sangat khas. "Suara yang dibuat sama sekali tidak seperti gitar lain," kata Larry

4. "Miss Pearly Gates" Billy Gibbons
Gitar milih Billy Gibbons ini adalah salah satu gitar Les Paul 1959 yang paling disukai oleh Billy diantar koleksi gitar miliknya yang luar biasa banyak.

Ceritanya, Billy memberikan mobil Packard 1930 kepada Renee Thomas, seorang temannya untuk menemani audisi film. Setelah Renee akhirnya mendapat peran, Renee dan bandnya setengah bercanda menjuluki mobil tersebut "Pearly Gates" karena dianggap memiliki kekuatan Tuhan. Akhirnya Renee menjual mobil tersebut dan mengirimkan uangnya ke Billy. Persis di hari dimana ia menerima telepon mengenai gitar Sunburst Les Paul 1959 yang ditemukan di bawah ranjang seseorang. Billy akhirnya jatuh cinta kepada gitar Gibson tersebut dan akhirnya membeli gitar tersebut di hari yang sama dan menamai gitar tersebut "Miss Pearly Gates"


3. "Frankenstrat" Eddie Van Halen

Para musisi masih terpecah dua dalam mengatakan gitar mana yang terbaik, apakah Fender ataukah Gibson. Eddie Van Halen, mengambil langkah praktis, ia menggabungkan kedua gitar tersebut ke dalam gitar Frankenstat legendaris miliknya.

Pada era 70an, Van Halen mampu membeli badan gitar seharga $50 karena ada mata di kayu badan gitar tadi. Kemudian ia menemukan leher gitar dari kayu maple seharga $80, sehingga harga gitar tadi setinggi $130 (70-an lho!!). Kemudian ia menggunakan berbagai bahan, termasuk cat sepeda, dan lilin untuk memberikan penampilan unik pada Frankenstrat miliknya ini!

2. Strat "Woodstock" Jimmy Hendrix
Sepanjang kehidupan yang singkat, Jimmy mampu mengubah suara rock melalui cara permainan gitarnya yang inovatif dan bakat alami luar biasa yang dimilikinya. Hendrix sering terkenal "mengorbankan" gitarnya dengan cara membakarnya. Nah, untugnya, pada 1968, Stratocaster yang dimainkannya berhasil selamat dari api.

Setelah Jimmy meninggal pada 1970, gitar ini disimpan di gudang sampai akhirnya terjual kepada salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen pada suatu acara lelang seharga $1,3 Juta!

1. "Blackie" Eric Clapton
Pada 1970, pada saat mengunjungi salah satu toko musik di Nashville, Clapton melihat satu rak penuh Fender tua. Ia kemudian membeli enam gitar seharga $100 per gitar. Begitu kembali ke Inggris, ia memberikan tiga gitar kepada George Harrison, Pete Townshend, dan Steve Winwood, dan tiga sisanya disimpan sendiri. Clapton kemudian melakukan percobaan untuk membuat "Super Strat" dari bagian terbaik masing-masing gitar. Hasilnya adalah Stratocaster "Blackie" Legendaris yang dinamai karena warna hitam gitar tersebut.

Biografi Paul McCartney


Biografi Paul McCartney

Sir Paul McCartney, lahir di Liverpool, Inggris, 18 Juni 1942 merupakan penyanyi berkebangsaan Inggris. Ia terkenal sebagai salah satu personil The Beatles. Bersama John Lennon di dekade 1960an, ia membentuk partnership pencipta lagu paling sukses. Ia masih aktif bermusik dan sebagai musikus hingga kini, pendapatannya adalah salah satu yang tertinggi di Inggris. Setelah The Beatles bubar, McCartney bersama istrinya, Linda McCartney membentuk grup musik Wings yang cukup sukses di medio tahun 1970an. Setelah Wings bubar, ia bersolo karier hingga sekarang.
Pada Guinness Book of Records, McCartney tercatat sebagai musisi dan pencipta lagu tersukses sepanjang masa dengan 60 platinum dan penjualan singel 100 juta. Lagu ‘Yesterday’ yang ditulisnya pada tahun 1964 menjadi lagu yang paling sering dinyanyikan kembali dan diputar di radio Amerika Serikat.
McCartney juga aktif dalam kegiatan pembelaan hak hewan dan vegetarianisme, terutama dalam PETA, bersama istri dan anak-anaknya. Ia juga menulis, seperti dalam buku kumpulan puisi dan liriknya ‘Blackbird Singing’, dan juga seorang pelukis.
James Paul McCartney lahir di Walton General Hospital di Liverpool, Inggris, tanggal 18 Juni 1942. Ibunya, Mary, bekerja sebagai perawat di rumah sakit tersebut. McCartney memiliki seorang adik laki-laki, Michael, yang lahir pada tanggal 7 Januari 1944. McCartney dibaptis dalam agama Katolik Roma, namun dibesarkan tanpa pengaruh kental agama tersebut, karena ibunya seorang Katolik Roma dan ayahnya, James ‘Jim’ McCartney, adalah seorang Protestan yang kemudian menjadi agnostik. McCartney memiliki keturunan Irlandia.
Di tahun 1947, ketika McCartney berusia lima tahun, ia masuk ke Stockton Wood Road Primary School, kemudian Joseph Williams Junior School, dan kemudian lulus ujian di tahun 1953. Ia adalah salah satu dari empat orang yang lulus ujian tersebut, dengan 90 orang pendaftar, yang kemudian menempatkan dia di Liverpool Institute, institut yang cukup bergengsi di Liverpool.Ia bertemu dengan George Harrison pada bus menuju ke Institut, karena Harrison tinggal di dekatnya.
Di tahun 1955, keluarga McCartney pindah ke Forthlin Road nomor 20 di Allerton, yang kini dimiliki oleh National Trust. Mary McCartney wafat di tahun 1956, ketika McCartney masih berusia 14 tahun. Peristiwa ini yang kemudian membuat McCartney ‘terhubung’ atau ‘merasa dekat’ dengan John Lennon, yang ibunya wafat ketika Lennon berusia 17 tahun.
Ayah McCartney adalah seorang peniup terompet dan juga pianis, yang memimpin ‘Jim Mac’s Jazz Band’ di tahun 1920an, dan mendidik kedua anaknya dengan musik. Jim memiliki piano di rumahnya, dan kakek McCartney, Joe, bermain tuba. Jim pernah membelikan putranya terompet, namun ketika musik skiffle populer di Liverpool, McCartney menukarnya dengan gitar akustik Zenith..
McCartney menemukan bahwa ia kidal ketika ia terus kesulitan bermain dengan tangan kanan. McCartney menulis lagunya yang pertama ‘I Lost My Little Girl’ dengan gitar Zenithnya, dan menggunakan gitar ayahnya saat menulis lagu-lagu pertamanya dengan John Lennon. Ia kemudian bermain piano dan menulis ‘When I’m Sixty-Four’, yang kemudian menjadi salah satu lagu The Beatles di album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band yang terkenal. Ayahnya menyarankan untuk mengambil pelajaran musik, yang dituruti oleh McCartney. Namun McCartney kemudian menyadari bahwa ia lebih mampu belajar ‘dengan telinga’ dan tidak pernah memperhatikan kelas musiknya.
McCartney bertemu John Lennon untuk pertama kalinya saat ia melihat Lennon dan bandnya Quarrymen tampil di Woolton, di tanggal 6 Juli 1957. Mereka pun mulai bersahabat, dan Lennon menerima McCartney dalam Quarrymen. Pada awal persahabatan mereka, bibi Lennon, Mimi Smith, tidak menyukai McCartney karena ia berasal dari kelas pekerja. Sementara, ayah McCartney berkata pada putranya bahwa Lennon akan ‘membawanya pada masalah’ walaupun pada akhirnya Jim McCartney mengizinkan Quarrymen berlatih di kamar depan rumahnya.
McCartney membentuk suatu partnership yang akrab dengan Lennon, dan mereka berkolaborasi dalam banyak lagu. Ia meyakinkan Lennon untuk mengizinkan Harrison bergabung dengan Quarrymen. Harrison pun bergabung sebagai lead guitarist, diikuti oleh teman Lennon, Stuart Sutcliffe di bass, yang tidak disetujui McCartney karena Sutcliffe tidak memiliki kemampuan bermusik yang baik. Hingga bulan mei tahun 1960, mereka telah mencoba beberapa nama, termasuk The Silver Beetles. Band itu menjadi The Beatles saat mereka tampil di Hamburg, di tahun 1960.
Quarrymen berganti nama beberapa kali, hingga bernama ‘The Beatles’, nama yang konon ditemukan oleh Lennon. Allan Williams, manajer mereka saat itu, memperoleh kontrak dengan sebuah klab di Hamburg untuk band yang saat itu beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, Stuart Sutcliffe, dan Pete Best (drummer). Ayah McCartney ragu untuk mengizinkan McCartney yang masih remaja, hingga ia mengatakan bahwa ia akan memperoleh 2 pounds dan 10 shillings per hari. Penghasilan ini lebih dari penghasilan Jim, hingga akhirnya sang ayah mengizinkan McCartney pergi ke Hamburg.
Di Hamburg, The Beatles tampil setiap malam di klab malam yang kotor, dan tinggal bagai pengamen di penginapan kecil di dekatnya. Namun kemudian mereka dideportasi dari Hamburg, karena George Harrison masih di bawah umur untuk bekerja di sana.
Sekembalinya ke Liverpool, mereka tampil di Cavern Club. Di klab inilah The Beatles menjadi sangat terkenal di Liverpool, setiap show mereka selalu ramai dan panjang antriannya. McCartney mulai menulis lagu bersama dengan Lennon. Namun tak lama kemudian, di paruh akhir tahun 1961, The Beatles kembali ke Hamburg dan merekam ‘My Bonnie’ bersama Tony Sheridan. Stuart Sutcliffe memilih untuk tetap di Hamburg bersama pacarnya, Astrid Kircherr, ketika The Beatles akan pulang ke Liverpool. Maka McCartney mengambil alih bass. Beberapa bulan kemudian, Sutcliffe wafat di Hamburg karena gangguan otak.
The Beatles kembali tampil secara rutin di Cavern Club. Di klab ini, pada bulan November 1961, untuk pertama kalinya Brian Epstein menyaksikan penampilan band ini. Epstein adalah pemilik toko musik NEMS di Liverpool, yang mengenal The Beatles karena seorang pelanggannya menanyakan rekaman ‘My Bonnie’ yang direkam band ini bersama Tony Sheridan. Epstein terpesona melihat penampilan The Beatles, dan kemudian menjadi manajer band ini. Epstein menawarkan tape demo The Beatles ke studio-studio rekaman, dan berulang kali ditolak, seperti di Decca Records.
Akhirnya The Beatles diterima di Parlophone Records, label yang ada di bawah pengawasan EMI, dengan produsernya George Martin. Syarat yang diberikan Martin adalah mengganti drummer mereka, Best, yang dianggap kurang berkompeten. Best kemudian diganti oleh Ringo Starr (nama aslinya Richard Starkey), drummer asal Liverpool yang sebelumnay bergabung dengan Rory Storm & the Hurricanes. The Beatles meluncurkan singel ‘Love Me Do’ yang langsung mencapai nomor 17 di tangga lagu Inggris. Singel mereka yang kedua, ‘Please Please Me’, menjadi singel pertama mereka yang mencapai peringkat teratas di tangga lagu.
Kesuksesan ini terus berlanjut. Nyaris semua singel mereka mencapai peringkat teratas di tangga lagu Inggris, namun ‘I Wanna Hold Your Hand’ di tahun 1964 adalah singel pertama yang berhasil menembus industri musik Amerika Serikat, sekaligus mengawali apa yang disebut sebagai ‘British Invasion’. Sejak saat inilah musik The Beatles tersebar ke seluruh dunia, meraih sukses di mana-mana, terkenal di setiap penjuru. Konser mereka selalu dipadati fans yang sangat fanatik, yang mengejar-ngejar band ini ke mana pun mereka pergi. Teriakan fans membuat The Beatles bahkan tidak dapat mendengarkan suara mereka sendiri di atas panggung.
Lennon dan McCartney sendiri semakin mapan sebagai partnership penulis lagu yang amat sukses. Mereka berdua menciptakan mayoritas lagu-lagu The Beatles. Mereka biasanya membutuhkan satu atau dua jam untuk menulis sebuah lagu, dan biasanya mereka menulis di kamar hotel setelah konser, di Wimpole Street, Cavendish Avenue, atau di Kenwood (rumah John Lennon). McCartney juga menulis lagu untuk artis lain, seperti Billy J. Kramer, Cilla BLack, Badfinger, dan Mary Hopkin. Yang mungkin paling diingat publik adalah dua lagu hit yang ditulisnya untuk Peter & Gordon. Peter adalah saudara Jane Asher, pacar McCartney saat itu.
McCartney sering pergi ke klab-klab malam sendirian, menonton kabaret, makan dan berdansa hingga pukul 4. McCartney sering mendapat perlakuan istimewa ke manapun mereka berada, yang biasanya diterimanya dengan senang hati. Ia bahkan pernah menerima tawaran seorang polisi yang ingin memarkir mobil McCartney. McCartney kemudian sering mengunjungi klab judi setelah pukul 4, seperti ‘The Curzon House’ dan sering bertemu Brian Epstein di sana. Kemudian ia berpindah ke ‘the Scotch of St. James’ di 13 Masons Yard. Ia juga sering pergi ke klab ‘The Bag O’ Nails’ di Kingly Street, di Soho, London, di mana ia bertemu Linda Eastman.
Di tahun 1966, akhirnya The Beatles memutuskan untuk berhenti mengadakan konser. Selain karena begitu ributnya penonton sehingga musik mereka menjadi tidak terdengar jelas, musik The Beatles juga telah menjadi amat berkembang sehingga tidak dapat dimainkan secara langsung dengan teknologi pertunjukan live di masa itu. McCartney menjadi beatle terakhir yang menyetujui usulan itu. Keputusan ini ditanggapi secara luas di dunia, yang menyangsikan kelanjutan band ini. Namun The Beatles menjawabnya dengan album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band di tahun 1967, yang hingga kini masih diakui banyak kalangan sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa.
McCartney adalah beatle pertama yang ikut serta pada proyek musik di luar grup tersebut, ketika ia menulis lagu-lagu untuk film ‘The Family Way’ di tahun 1966. Soundtracknya kemudian dirilis sebagai album dan memenangkan Ivor Novello Award untuk ‘Lagu Tema Instrumental Terbaik’, mengungguli musisi jazz ternama Mike Turner. McCartney menulis lagu dan memproduksi artis-artis lain, seperti Mary Hopkin, Badfinger, dan the Bonzo Dog Band, dan di tahun 1966 ia diminta untuk menulis lagu untuk produksi National Theatre, As You Like It dari William Shakespeare, namun ia menolaknya.
Setelah kematian Epstein di tahun 1967, McCartney mengambil alih kepemimpinan band itu dari Lennon. McCartney lah yang menggagas album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band, film Magical Mystery Tour, film animasi Yellow Submarine, dan juga konsep serta pemfilman album Let It Be.
McCartney kemudian berusaha untuk meyakinkan Lennon, Harrison dan Starr untuk kembali mengadakan konser, namun ketiga anggota lain tidak menyetujuinya. Walaupun Lennon telah meninggalkan grup itu di bulan September 1969, dan Harrison serta Starkey telah meninggalkan grup itu beberapa kali, McCartney adalah orang pertama yang mengumumkan pada publik bubarnya The Beatles di tanggal 10 April 1970 – seminggu sebelum merilis album solonya, McCartney. McCartney mengajukan tuntutan hukum di tanggal 31 Desember 1970, menuntut pembubaran partnership The Beatles secara legal oleh pengadilan.